Tuesday, January 26, 2016

Akad Hutang atau Akad Kerjasama?


Yuk belajar akad bisnis sedikit....

Dalam bisnis semuanya itu harus jelas diawal, jika diawalnya salah biasanya selanjutnya akan bermasalah. Gak punya modal? Bisa diakali dengan mengajak kerjasama orang ke tiga sebagai investor, tapi banyak salah kaprah ketika bercampur dengan akad hutang!

Banyak mentalitas investor begini: setor uang, ongkang-ongkang, balik modal secepat-cepatnya, untung sebanyak-banyaknya!

Beeeuuuuh!! Enak bener yak.. Hehe, plus banyak yang cerewetnya minta ampun, seolah-olah dia lebih jago dari yang melahirkan usaha itu sejak awal.

Bersyukurlah yang sudah dapat investor yang paham akad syar'i, mereka yang siap untung-siap rugi, paham resiko dan paham peluang.. Susah dihadapi bersama, senang juga bersama-sama.. Itu baru mitra kerjasama yang Josss Gwandoss!!

Kemarin ustadz Ammi Nur Baits mengirimi saya ilustrasi kerjasama usaha ini, sangattt mudah dipahami, jika akadmu selama ini salah segera diperbaiki, jangan menunggu dijewer Allah terus merugi..


Nih pelajari dibawah ini,

Ilustrasi antara AKAD HUTANG PIUTANG (qardh) & AKAD KERJASAMA (mudhorobah-musyarokah)

Adik Rizal : Gimana kabarnya mbak?
Mbak Nisa : Sehat dek, alhamdulillah.

Adik Rizal: Ini saya selain silaturahmi juga ada perlu mbak.
Mbak Nisa : Apa apa dek...apa yang bisa tak bantu.

Adik Rizal : Anu..kalau ada uang 20juta saya mau pinjam.
Mbak Nisa : Dua puluh juta? Banyak sekali. Untuk apa dek?

Adik Rizal : Tambahan modal mbak. Dapat order agak besar, modal saya masih kurang. Bisa bantu mbak?
Mbak Nisa : Mmm..mau dikembalikan kapan ya?

Adik Rizal : InsyaAllah dua bulan lagi saya kembalikan.
Mbak Nisa : Gitu ya. Ini mbak ada sih 20juta. Rencana untuk beli sesuatu. Tapi kalau dua bulan sudah kembali ya gak apa-apa, pakai dulu aja.

Adik Rizal : Wah, terimakasih mbak.
Mbak Nisa : Ini nanti mbak dapat bagian dek?

Adik Rizal : Bagian apa ya mbak?
Mbak Nisa : Ya kan uangnya untuk usaha, jadi kan ada untungnya tuh. Naa..kalau mbak enggak kasih pinjem kan ya gak bisa jalan usahamu itu, iya kan? *tersenyum penuh arti*

Adik Rizal : Oh, bisa-bisa. Boleh saja kalau mbak pengennya begitu. Nanti saya kasih bagi hasil mbak. Besarannya bisa kita bicarakan.
Mbak Nisa : Lha, gitu kan enak. Kamu terbantu, mbak juga dapat manfaat.

Adik Rizal : Tapi akadnya ganti ya mbak. Bukan hutang piutang melainkan kerjasama.
Mbak Nisa : Iyaa..gak masalah. Sama aja lah itu. Cuman beda istilah doang.

Adik Rizal : Bukan cuma istilah mbak, tapi pelaksanaannya juga beda.
Mbak Nisa : Maksudnya??

Adik Rizal : Jadi gini mbak: kalau akadnya hutang, maka jika usaha saya lancar atau tidak lancar ya saya tetap wajib mengembalikan uang 20juta itu. Tapi jika akadnya kerjasama, maka kalau usaha saya lancar, mbak akan dapat bagian laba. Namun sebaliknya, jika usaha tidak lancar atau merugi maka mbak juga turut menanggung resiko. Bisa berupa kerugian materi→uangnya tidak bisa saya kembalikan, atau rugi waktu→ kembali tapi lama.

Mbak Nisa : Waduh, kalau gitu ya mending uangnya saya deposito kan tho dek: gak ada resiko apa2, uang utuh, dapat bunga pula.
Adik Rizal : Itulah riba mbak. Salah satu ciri2nya tidak ada resiko dan PASTI untung.

Mbak Nisa : Tapi kalau uangku dipinjam si A untuk usaha ya biasanya aku dapet bagi hasil kok dek. 2% tiap bulan. Jadi kalau dia pinjam 10juta selama dua bulan, maka dua bulan kemudian uangku kembali 10juta+400ribu.
Adik Rizal : Itu juga riba mbak. Persentase bagi hasil ngitungnya dari laba, bukan berdasar modal yang disertakan.Kalau berdasar modal kan mbak gak tau apakah dia beneran untung atau tidak.
Dan disini selaku investor berarti mbak tidak menanggung resiko apapun donk. Mau dia untung atau rugi mbak tetep dapet 2%. Lalu apa bedanya sama deposito?

Mbak Nisa : Dia ikhlas lho dek, mbak gak matok harus sekian persen gitu kok.

Adik Rizal : Meski ikhlas atau saling ridho kalau tidak sesuai syariat ya dosa mbak.
Mbak Nisa : Waduh...syariat kok ribet bener ya.

Adik Rizal : Ya karena kita sudah terlanjur terbiasa dengan yang keliru mbak. Memang butuh perjuangan untuk mengikuti aturan yang benar. Banyak kalau tidak berkah bikin penyakit lho mbak.hehe.
Mbak Nisa : Hmmm...ya sudah, ini 20juta nya hutang aja. Mbak gak siap dengan resiko kerjasama. Nanti dikembalikan dalam dua bulan yaa.

Adik Rizal : Iya mbak. Terimakasih banyak mbak. Meski tidak mendapat hasil berupa materi tapi insyaAllah mbak tetap ada hasil berupa pahala...
-----------------

Naaah.... sekarang sudah paham kan? Lebih baik ribet diawal tapi usaha kerjasama yang kamu rintis diridhoi oleh Allah.
Tidak ada akad bathil.
Tidak ada akad riba.
Adil! Sejak pertama akad disepakati.. jadi lega ketika menjalankan usaha..
Inget perintah Allah ini:

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku ADIL dan berbuat kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." [QS An Nahl:90]

Tetep inget, jika ada masalah apapun, hanya ALLAH tempat kita meminta pertolongan.. Dah gak jamannya lagi bunuh diri, malu lah, urusan gak selesai kalau nekat mati.

Hasbunallah wani'mal wakil, ni'mal maula wani'man nasir (Cukup bagiku Allah sebaik-baik penolong dan pelindungku)

Badr Archery
Klub and Ekskul Panahan
WA 0812 8168664

Sumber :
@Saptuari  (dengan sedikit perubahan kata dan tanda baca oleh KangDeni, tanpa mengubah esensi artikel)

Artikel Terkait

Akad Hutang atau Akad Kerjasama?
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email